Sinopsis Novel Laskar Pelangi
Buku : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
ISBN : 979-3062-79-7
Sinopsis :
“Bangunan itu nyaris rubuh. Dindingnya miring bersangga sebalok kayu. Atapnya bocor di mana-mana. Tetapi, berpasang-pasang mata mungil menatap penuh harap. Hendak ke mana lagikah mereka harus bersekolah selain tempat itu? Tak peduli seberat apa pun kondisi sekolah itu, sepuluh anak dari keluarga miskin itu tetap bergeming. Di dada mereka, telah menggumpal tekad untuk maju.”
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan padamu negeri di akhir jam sekolah atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus, dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.
Ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan.
Laskar Pelangi, kisah perjuangan anak-anak untuk mendapatkan ilmu. Diceritakan dengan lucu dan menggelitik, novel ini menjadi novel terlaris di Indonesia. Inspiratif dan layak dimiliki siapa saja yang mencintai pendidikan dan keajaiban masa kanak-kanak.
Sinopsis Novel Surat Kecil Untuk Tuhan
Penulis: Agnes Davonar
Penerbit: Inandra Published
Tahun Pertama terbit: 2008
Jumlah Halaman: 232
Buku ini mengisahkan ulang cerita pilu seorang gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika. Ia terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdosmiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak. Keke sendiri merupakan pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi terkena penyakit tersebut. Hal ini yang menjadikan kisahnya sangat menggugah. Keke divonis terjangkiti penyakit tersebut di usia 13 tahun dan hanya dalam jangka waktu 5 hari saja! Kanker jaringan lunak tersebut perlahan merubah wajah belia keke. Ia menjadi seseorang yang tak dikenali lagi sebab wajahnya menjadi sesuatu yang tak elok dipandang mata. Bagi anak-anak, mungkin wajah keke tersebut akan dipanggilnya rupa monster.
Buku ini didasarkan pada kisah nyata. Sang penulis mengemas perjuangan keke melawan penyakit kanker tersebut dengan baik. Meskipun pada beberapa bagian ia terlalu memaksakan pesan moral masuk pada dialog beberapa tokoh sehingga mengacaukan setting. Namun, toh, buku ini tetap memberi spirit utamanya bagi generasi muda bahwa seberapapun cobaannya, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.
Perjuangan keke sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di Negara lain. Banyak yang bertanya bagaimana bisa penyakit ganas tersebut ditaklukkan. Polemik tersebut akhirnya mendapat jawaban, sebab keke hanya “sembuh sementara”. Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu bertamu kembali dan sekali lagi menyerang tubuh dan semangatnya. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak bisa diulur lagi dengan obat dan lain-lainnya. Benar saja, ia meninggal pada tanggal 26 Desember di tahun 2006. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami pemilihan judul “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Berikut petikan surat keke tersebut:
Andaikan,…..
semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar menekankan makna sebuah waktu dalam kehidupan
di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan hidup dari kanker ganas paling
mematikan di dunia.
Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………
Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Jika ditelaah, buku ini memang menarik. Bukan hanya berbicara persoalan derita seseorang, tetapi juga memperlihatkan sebuah perjuangan sekaligus kepasrahan pada Sang Pencipta. Penulis novel ini berhasil menyampaikan kisah keke dengan baik. Selain keke, tokoh lain di dalam kisah ini antara lain ayah Keke sendiri, sahabat-sahabat keke yakni Fadha, Maya, Shifa, ida dan Andhini, ada pula Dr. Adhi, Dr. Mukhlis, Andi, Pak Iyus. Karena ini berdasar pada kisah nyata, maka tokoh tersebut semua nyata. Mungkin hal ini yang membuat watak para tokoh tergambar dengan jelas.
Secara umum, novel ini layak untuk dibaca. Alur yang digunakan adalah campuran yakni maju dan mundur. Sementara itu setting cerita antara lain rumah Keke, sekolah, rumah sakit dan juga beberapa potongan kejadian di sebuah villa. Penulis menggunakan sudut pandang cerita orang pertama. Jadi saat membaca buku ini kita seolah sedang mendengarkan Keke bercerita kisahnya sendiri. Adapun pemilihan bahasa yang dipakai penulis cukup ringan sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum. Novel ini juga banyak menyisip nilai moral dan nilai agama. Tentu hal ini merupakan pembelajaran yang baik bagi pembaca.
Sinopsis Novel Ketika Cinta Bertasbih
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Repubilka-Basmala
Tahun Pertama terbit : 2007
Jumlah Halaman : 477
Novel ini banyak diklaim sebagai novel yang membangun jiwa. Mungkin karena nilai-nilai moral yang disisip sang penulis. Novel ini secara umum berkisah soal cinta dan kompleksitasnya. Tentang dinamikanya yang berbungkuskan agama. Tentang seperti apa cinta yang hakiki dan kekal. Tema ini klise memang, namun buku ini tepat dibaca jutaan orang dan dikategorikan sebagai salah satu novel Best Seller. Apa yang menarik sebenranya?
Kisahnya berputar di kehidupan seorang tokoh bernama Khoirul Azzam. Seorang pemuda sederhana, tampan, kharismatik, soleh, cerdas dan berkemauan keras. Ia menempuh pendidikan s1 di Al-Azhar, Cairo Mesir. Ia menyelesaikan pendidikannya dengan tersendat bahkan hampir 9 tahun sebab ia harus bekerja untuk menghidupi keluarganya di Indonesia. Tokoh Azzam memang digambarkan sebagai tulang punggung. Di Mesir sendiri, ia dikenal sebagai tukang tempe. Karena memang pekerjaanya adalah membuat tempe di Mesir untuk mendapatkan uang. Janggal atau unik? Begitulah, kadang kisah yang tidak runut dengan nalar sangat digemari pembaca!
Azzam sering mendapatkan pesanan dari beberapa kalangan termasuk Kantor Kedutaan RI di Mesir. Ia diminta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jika ada acara yang digelar. Pada momen inilah sang tokoh Azzam mengenal sosok tokoh lainnya yakni Eliana. Wanita ini digambarkan cantik, cerdas. Ia anak dari Duta Besar Indonesia untuk Mesir. Ia juga seorang wanita mandiri lulusan salah satu Universitas di Jerman. Azzam jatuh hati padanya, namun dengan prinsip keagamaan yang ia anut, ia perlahan menepis hasratnya pada Eliana. Dalam persoalan ini, ternyata Eliana juga menaruh hati pada Azzam.
Kisah berlanjut pada pertemuan tokoh Azzam dengan wanita lainnya bernama Anna. Ia seorang gadis yang juga kuliah di Mesir, yakni program s2. Anna digambarkan sebagai sosok yang memukau, berjilbab sempurna, pandai, lembut dan semua sifat sempurna lainnya. Azzam jatuh hati pada Anna dan berniat melamarnya. Sayangnya keinginannya ditolak oleh karena status sosial sang tokoh Azzam yang tidak sepadan dengan Anna. Pada akhirnya, Anna malah menerima pinangan sahabat Azzam sendiri yang bernama Furqan. Konflik pun berkisar di kisah cinta yang berputar-putar ini.
Apa yang menarik disimak? Novel ini cukup membangun, memberi semangat bagi pembaca untuk berjuang hidup. Novel ini juga sarat nilai moral, terutama tentang bagaimana kita seharusnya memandang cinta. Gaya bahasa yang digunakan juga cukup ringan sehingga memudahkan pembaca untuk menangkap makna dibalik kata-kata sang penulis. Hal lain yang menarik adalah setting yang indah dan detil. Bagi orang yang mendamba berkunjung ke Mesir, buku ini semacam pelepas dahaga.
0 Komentar